Hercules Rosario Marshal: Dari Ketua Umum GRIB Jaya Hingga Jabatan Baru Sebagai Panglima Laskar MP3I

Foto Hercules Rosario Marshal Ketua Umum GRIB Jaya

6tv.info - Ketua Umum ormas GRIB Jaya, Hercules Rosario Marshal ternyata kini mempunyai jabatan lain sebagai panglima. Di tengah berbagai kontroversi yang melibatkan organisasi massa yang dipimpinnya, pria yang akrab disapa Hercules ini resmi diangkat sebagai Panglima Laskar Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Se-Indonesia (MP3I) Banten untuk periode 2024-2029.

Pengangkatan Hercules sebagai pemimpin tertinggi Laskar MP3I Banten ini menambah daftar jabatan strategis yang dipegang oleh mantan preman Tanah Abang tersebut. Sebelumnya, Hercules telah dikenal luas sebagai pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, sebuah organisasi massa yang belakangan sering menjadi sorotan publik karena berbagai aksi kontroversialnya.

Seperti dilansir dari berbagai sumber, GRIB Jaya di bawah kepemimpinan Hercules tengah terlibat dalam beberapa kekisruhan, mulai dari perseteruan dengan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, hingga sengketa lahan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Kasus pendudukan lahan seluas 12 hektare milik BMKG oleh GRIB Jaya bahkan masih mengambang hingga saat ini.

Meski diwarnai berbagai kontroversi, sosok Hercules tetap mendapat kepercayaan untuk memimpin Laskar MP3I Banten. Jabatan panglima ini menunjukkan pengaruh Hercules yang semakin meluas, tidak hanya di kalangan ormas, tetapi juga di lingkungan pesantren dan ulama, khususnya di wilayah Banten.

Perjalanan hidup Hercules sendiri penuh dengan dinamika, dari seorang pemuda Timor Timur yang datang ke Jakarta pada akhir 1980-an, menjadi penguasa jalanan di Tanah Abang, hingga kini menjadi pemimpin dua organisasi besar dengan pengaruh yang signifikan. Jabatan ganda yang dimilikinya saat ini menambah kompleksitas peran Hercules dalam konstelasi sosial dan politik di Indonesia.

Profil Hercules Rosario Marshal dan Kepemimpinannya di GRIB Jaya

Lahir dengan nama Rosario Marshal di Dili, Timor Timur (kini Timor Leste), Hercules adalah putra seorang petani yang kemudian mengalami perubahan hidup drastis setelah tiba di Jakarta. Berdasarkan penuturannya sendiri, Hercules tiba di Jakarta pada akhir 1980-an setelah mengalami kecelakaan di Timor Timur yang membuat tangan kanannya terluka. Ia diterbangkan ke Jakarta dengan pesawat Hercules untuk menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto.

Setelah masa perawatannya selesai, Hercules menolak untuk kembali ke Korem Dili, Timor Timur, dan memilih untuk tinggal di Jakarta. "Sehingga saya terjunlah ke dunia lembah hitam. Di situ kerjaan saya dari Tanah Abang, Alun-Alun Senen, Tanjung Priok, semua itu dikuasai saya semua," kenang Hercules dalam sebuah wawancara yang dikutip dari akun YouTube GRIB TV.

Menurut buku karya Ian Wilson berjudul 'Politik Jatah Preman: Ormas dan Kuasa Jalanan di Indonesia Pasca Orde Baru', Hercules adalah seorang pemuda dari Timor Timur yang "dipungut" oleh dua petinggi militer saat itu, Prabowo Subianto dan Zacky Anwar Makarim, pada 1980-an ke Jakarta. Salah satu tujuannya, tulis Wilson, adalah untuk alat kampanye publisitas "merangkul masyarakat Timor yang terbuang" sebagai imbalan atas kesetiaan kepada Indonesia.

Dalam perjalanan karirnya, Hercules beberapa kali berurusan dengan hukum. Pada 2019, ia divonis delapan bulan penjara karena terbukti menyerobot tanah di Kalideres, Jakarta Barat. Pada 2014, ia dipenjara tiga tahun karena tersangkut kasus pemerasan dan pencucian uang. Pada 2013, ia divonis empat bulan penjara karena terbukti melakukan perbuatan melawan aparat. Dan pada 2003, ia dijatuhkan hukuman dua bulan penjara atas kasus penyerangan kantor harian Indopos.

Meski memiliki catatan hukum yang panjang, Hercules berhasil mentransformasikan dirinya menjadi pemimpin ormas GRIB Jaya. Di bawah kepemimpinannya, GRIB Jaya tumbuh menjadi organisasi massa dengan pengaruh yang cukup signifikan. Gaya kepemimpinan Hercules yang tegas dan sering kontroversial menjadi ciri khas yang membedakannya dari pemimpin ormas lainnya.

"Saya terdaftar di Departemen Pusat Rehabilitasi Cacat [Kemhan Bintaro], dan jelas kesatuan saya Kopassus, dan jelas terdaftar, dan ada suratnya," ujar Hercules, dilansir dari akun Youtube, GRIB TV.

Jabatan Baru Sebagai Panglima Laskar MP3I Banten

Hercules Rosario Marshal resmi diangkat sebagai Panglima Laskar Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Se-Indonesia (MP3I) Banten untuk periode 2024-2029. Pengangkatan ini menambah daftar jabatan strategis yang dipegang oleh Ketua Umum GRIB Jaya tersebut. Informasi ini dikonfirmasi oleh berbagai media nasional, termasuk Tribunnews dan Liputan6, yang memberitakan acara pengukuhan Hercules pada Agustus 2024 lalu.

Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Se-Indonesia (MP3I) sendiri merupakan wadah yang menghimpun para pengasuh pesantren di Indonesia. Organisasi ini memiliki cabang di berbagai daerah, termasuk Banten, dan memiliki sayap paramiliter yang disebut sebagai Laskar MP3I. Sebagai panglima, Hercules bertanggung jawab untuk memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan Laskar MP3I di wilayah Banten.

Tugas dan tanggung jawab Hercules dalam jabatan barunya mencakup berbagai aspek, mulai dari mengkoordinasikan kegiatan Laskar MP3I, menjaga keamanan pesantren-pesantren yang tergabung dalam MP3I Banten, hingga menjadi penghubung antara komunitas pesantren dengan pihak eksternal, termasuk pemerintah dan organisasi masyarakat lainnya.

Pengangkatan Hercules sebagai panglima tidak lepas dari kedekatan yang telah dibangunnya dengan kalangan pesantren dan ulama di Banten. Menurut beberapa sumber, Hercules dikenal aktif memberikan bantuan untuk pembangunan pondok pesantren, yang membuatnya diterima di kalangan pengasuh pesantren. KH. Ahmad Raifudin, seorang tokoh ulama, bahkan menyebut Hercules layak menjadi Panglima MP3I karena dedikasinya terhadap pesantren.

Tanggapan dari kalangan pesantren dan ulama terhadap pengangkatan Hercules cukup beragam. Sebagian menyambut positif, melihat potensi Hercules untuk membantu mengembangkan pesantren dan melindungi kepentingan komunitas pesantren. Namun, tidak sedikit juga yang mempertanyakan latar belakang Hercules yang kontroversial dan kesesuaiannya dengan nilai-nilai pesantren yang menjunjung tinggi kesantunan dan kedamaian.

Kontroversi dan Dinamika GRIB Jaya Terkini

Belakangan ini, GRIB Jaya di bawah kepemimpinan Hercules Rosario Marshal menuai berbagai kontroversi yang menjadi sorotan publik. Kekisruhan ini semakin menambah daftar panjang aksi kontroversial yang melibatkan ormas tersebut. Salah satu yang paling menonjol adalah perseteruan antara Hercules dengan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen TNI (Purn) Sutiyoso.

Selain itu, GRIB Jaya juga terlibat dalam aksi penyegelan sebuah pabrik di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Mereka memasang spanduk di depan pabrik, bertuliskan "pabrik dan gudang ini dihentikan operasionalnya oleh DPD GRIB Jaya Kalteng". GRIB Jaya Kalteng mengklaim aksi itu dilakukan karena pihak pabrik belum membayar kewajiban Rp1,4 miliar kepada seorang warga.

Aksi tersebut mendapat tanggapan keras dari Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, yang menegaskan, "Ini bukan negara ormas ya, negara itu ada konstitusi." Bahkan, Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan mengaku bahwa aksi itu telah menyimpang dari aturan hukum dan akan melakukan penegakan hukum yang tegas.

Kasus lain yang masih mengambang adalah sengketa lahan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Pondok Aren, Tangerang Selatan. GRIB Jaya diduga menduduki lahan seluas 12 hektare milik BMKG, yang hingga kini masih menjadi polemik. Kasus ini menambah daftar kontroversi yang melibatkan ormas pimpinan Hercules tersebut.

Berbagai kontroversi ini berdampak signifikan terhadap citra GRIB Jaya dan Hercules di mata publik. Sebagian masyarakat mempertanyakan peran dan fungsi ormas tersebut, serta gaya kepemimpinan Hercules yang dianggap terlalu konfrontatif. Di sisi lain, pendukung GRIB Jaya melihat aksi-aksi tersebut sebagai bentuk perjuangan untuk membela kepentingan rakyat yang tertindas.

"Ini bukan negara ormas ya, negara itu ada konstitusi," tegas Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran, menanggapi aksi GRIB Jaya di wilayahnya.

Perseteruan dengan Tokoh-tokoh Nasional

Salah satu kontroversi yang paling menyita perhatian publik adalah perseteruan antara Hercules dengan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen TNI (Purn) Sutiyoso. Konflik ini bermula ketika Hercules menyebut Sutiyoso "bau tanah", sebagai respons atas pernyataan Sutiyoso yang mendukung revisi UU Ormas dan tidak suka melihat pakaian ormas "yang terkesan lebih tentara dari tentara."

Pernyataan Hercules tersebut memicu kemarahan sejumlah purnawirawan TNI. Mantan Panglima TNI Jenderal Purn Gatot Nurmantyo bahkan menyebut Hercules sebagai "preman memakai pakaian ormas". Mantan Kepala Bais TNI Letjen TNI (Purn) Yayat juga bersuara keras, "Itu Hercules itu diselamatkan, harusnya dia sadar bahwa dia bukan saja bau tanah, dia itu hampir dikubur."

Menghadapi tekanan dari berbagai pihak, Hercules akhirnya meminta maaf kepada Sutiyoso atas pernyataannya. Ia bahkan menyambangi kediaman Sutiyoso dan mencium tangan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai bentuk permintaan maaf. Namun, Hercules tetap menolak untuk meminta maaf kepada Gatot Nurmantyo.

"Saudara Gatot, saya tidak takut sama Anda, saya tidak menghargai Anda. Kenapa kok Anda bisa begitu terhadap saya? Bengis banget begitu loh. Aku salah apa? Aku tidak punya salah dengan Pak Gatot," kata Hercules, menunjukkan ketegasannya untuk tidak meminta maaf kepada mantan Panglima TNI tersebut.

Perseteruan ini menunjukkan kompleksitas hubungan antara Hercules dan tokoh-tokoh nasional, terutama dari kalangan militer. Di satu sisi, Hercules memiliki kedekatan dengan beberapa tokoh militer seperti Prabowo Subianto, namun di sisi lain, ia juga memiliki konflik dengan tokoh-tokoh militer lainnya. Situasi ini mencerminkan posisi Hercules yang unik dalam konstelasi politik dan keamanan di Indonesia.

Kasus Sengketa Lahan BMKG

Salah satu kasus kontroversial yang melibatkan GRIB Jaya adalah sengketa lahan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Pondok Aren, Tangerang Selatan. GRIB Jaya diduga menduduki lahan seluas 12 hektare milik BMKG, yang hingga kini masih menjadi polemik berkepanjangan.

Kronologi kasus ini bermula ketika anggota GRIB Jaya menduduki lahan yang diklaim sebagai milik BMKG. Mereka mendirikan bangunan semi permanen dan memasang atribut organisasi di lahan tersebut. Tindakan ini mendapat reaksi keras dari pihak BMKG yang menegaskan bahwa lahan tersebut adalah aset negara yang berada di bawah pengelolaan mereka.

GRIB Jaya sendiri mengklaim memiliki hak atas lahan tersebut, meskipun belum jelas dasar klaim tersebut. Beberapa sumber menyebutkan bahwa GRIB Jaya mengklaim lahan itu berdasarkan surat-surat yang dimiliki oleh pihak ketiga yang bekerja sama dengan mereka. Namun, klaim ini dibantah oleh BMKG yang menyatakan memiliki bukti kepemilikan yang sah.

Respons dari pihak berwenang terhadap kasus ini cukup tegas. Pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan dan menegaskan akan mengambil tindakan hukum jika terbukti ada pelanggaran. Sementara itu, BMKG terus berupaya untuk menyelesaikan kasus ini melalui jalur hukum yang resmi.

Status terkini kasus sengketa lahan ini masih mengambang. Belum ada keputusan final dari pihak berwenang mengenai status kepemilikan lahan tersebut. Kasus ini menjadi salah satu contoh bagaimana GRIB Jaya di bawah kepemimpinan Hercules terlibat dalam berbagai sengketa yang melibatkan aset negara, yang pada gilirannya berdampak pada reputasi organisasi tersebut di mata publik.

Hubungan Hercules dengan Prabowo dan Implikasinya

Hubungan antara Hercules Rosario Marshal dengan Presiden Prabowo Subianto memiliki sejarah panjang yang berakar sejak era 1980-an. Menurut berbagai sumber, termasuk buku karya Ian Wilson berjudul 'Politik Jatah Preman: Ormas dan Kuasa Jalanan di Indonesia Pasca Orde Baru', Hercules adalah seorang pemuda dari Timor Timur yang "dipungut" oleh Prabowo Subianto dan Zacky Anwar Makarim, yang saat itu merupakan petinggi militer.

Hercules sendiri tidak pernah menyembunyikan kedekatannya dengan Prabowo. Ia bahkan secara terbuka mengaku "berutang nyawa" kepada Prabowo dan menyebut mantan 'patron militernya' itu adalah "satu-satunya orang yang bisa mukul saya tanpa saya balas." Pernyataan ini menunjukkan tingkat kesetiaan dan penghormatan yang tinggi dari Hercules kepada Prabowo.

Kedekatan ini menimbulkan persepsi di masyarakat bahwa Hercules dan GRIB Jaya memiliki "beking" politik yang kuat. "Saya membacanya, Hercules memiliki persepsi bahwa ada kedekatan khusus atau utang budi di masa lalu, terlepas ini benar atau tidak. Artinya, mereka [Hercules dan GRIB Jaya] merasa punya beking yang sangat kuat," kata Guru Besar Bidang Sosiologi Universitas Indonesia, Ricardi S Adnan, kepada BBC News Indonesia.

Namun, Kabid Media dan Publikasi DPP GRIB Jaya, Marcel Gual, membantah jika disebut GRIB Jaya memanfaatkan nama Prabowo sebagai beking. "Kami tidak sedang menjual nama Pak Prabowo karena kami ada hubungan yang kuat antara Pak Hercules dengan Pak Prabowo, begitu juga dengan GRIB Jaya," kata Marcel, menegaskan bahwa hubungan tersebut bersifat emosional dan bukan untuk kepentingan politik praktis.

Terlepas dari bantahan tersebut, hubungan Hercules dengan Prabowo memiliki implikasi signifikan terhadap dinamika politik saat ini. Dengan Prabowo yang kini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, posisi Hercules dan GRIB Jaya menjadi semakin kompleks. Di satu sisi, kedekatan ini bisa menjadi kekuatan bagi Hercules dan organisasinya. Namun di sisi lain, hal ini juga bisa menjadi tantangan bagi Prabowo dalam menjalankan pemerintahan yang bersih dan profesional.

"Kami tidak sedang menjual nama Pak Prabowo karena kami ada hubungan yang kuat antara Pak Hercules dengan Pak Prabowo, begitu juga dengan GRIB Jaya," kata Marcel Gual, Kabid Media dan Publikasi DPP GRIB Jaya.

Tanggapan Publik dan Masa Depan Kepemimpinan Hercules

Pengangkatan Hercules Rosario Marshal sebagai Panglima Laskar MP3I Banten, di samping posisinya sebagai Ketua Umum GRIB Jaya, menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian publik menyambut positif, melihat ini sebagai bentuk pengakuan terhadap kapasitas kepemimpinan Hercules. Namun, tidak sedikit juga yang mempertanyakan kesesuaian latar belakang Hercules dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh lembaga pesantren.

Para pengamat politik dan sosiolog memiliki pandangan beragam tentang fenomena ini. Beberapa melihatnya sebagai contoh bagaimana figur kontroversial seperti Hercules mampu bertransformasi dan diterima di berbagai kalangan masyarakat. Sementara yang lain mempertanyakan motif di balik pengangkatan tersebut dan potensi dampaknya terhadap dinamika sosial-politik di Indonesia.

Tantangan terbesar yang dihadapi Hercules dalam menjalankan dua jabatan strategis ini adalah bagaimana menyeimbangkan peran dan tanggung jawabnya di kedua organisasi yang memiliki karakteristik berbeda. GRIB Jaya dikenal sebagai ormas yang sering terlibat dalam berbagai aksi kontroversial, sementara Laskar MP3I terkait erat dengan nilai-nilai keagamaan dan pesantren. Menjembatani kedua peran ini membutuhkan kecakapan kepemimpinan yang tinggi.

Jabatan baru sebagai Panglima Laskar MP3I Banten berpotensi mempengaruhi arah GRIB Jaya ke depan. Ada kemungkinan Hercules akan membawa GRIB Jaya untuk lebih dekat dengan nilai-nilai keagamaan dan pesantren, atau sebaliknya, membawa pengaruh gaya kepemimpinannya di GRIB Jaya ke dalam Laskar MP3I. Bagaimana Hercules menyeimbangkan kedua peran ini akan sangat menentukan arah kedua organisasi tersebut di masa depan.

Terlepas dari berbagai kontroversi yang melibatkannya, Hercules Rosario Marshal tetap menjadi figur yang diperhitungkan dalam konstelasi sosial dan politik di Indonesia. Dengan jabatan ganda yang kini dipegangnya, pengaruh Hercules diperkirakan akan semakin meluas, tidak hanya di kalangan ormas, tetapi juga di lingkungan pesantren dan ulama. Bagaimana ia memanfaatkan pengaruh ini akan sangat menentukan masa depan kepemimpinannya di kedua organisasi tersebut.

Lebih baru Lebih lama