Viral! Wapres Gibran Coba Alat Tanam Padi Modern di Ngawi, Netizen Soroti Teknik Penggunaan

Foto Wapres Gibran Mencoba alat tanam padi

6tv.info - Aksi Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka yang tengah menjajal alat teknologi penanam padi di lahan persawahan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Sabtu (24/5) menyita perhatian publik. Video singkat yang menampilkan putra sulung Presiden Joko Widodo itu mengoperasikan rice transplanter langsung viral di berbagai platform media sosial.

Dalam kunjungan kerjanya ke Desa Gempel, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Gibran tampak antusias mencoba langsung mesin tanam padi modern tersebut. Didampingi seorang petani yang memberikan arahan, Wapres bergerak maju sambil mengoperasikan alat tersebut, yang kemudian memicu beragam tanggapan dari netizen.

Beberapa warganet mengkritisi teknik penggunaan alat tanam padi yang dilakukan Gibran. Mereka menyoroti cara Wapres yang bergerak maju saat mengoperasikan rice transplanter, sehingga diduga menginjak bibit padi yang baru saja ditanam. Meski demikian, banyak juga yang mengapresiasi kehadiran langsung Wapres di tengah para petani.

Kunjungan kerja Gibran ke Ngawi sendiri merupakan bagian dari implementasi visi penguatan ketahanan pangan nasional yang diusung Presiden Prabowo Subianto. Dalam kesempatan tersebut, Wapres tidak hanya mencoba alat pertanian modern, tetapi juga berdialog langsung dengan kelompok tani setempat.

Selain menanam padi menggunakan teknologi rice transplanter, Gibran juga menyerahkan secara simbolis bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada petani Ngawi. Bantuan tersebut meliputi satu unit combine harvester dan 13 unit traktor roda dua yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.

Momen Wapres Gibran Operasikan Rice Transplanter di Sawah Ngawi

Kunjungan kerja Wapres Gibran Rakabuming Raka ke Ngawi pada Sabtu (24/5) menjadi sorotan media dan masyarakat. Dalam kunjungan tersebut, Gibran hadir bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan disambut oleh jajaran pejabat daerah termasuk Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Ngawi Oni Anwar Harsono.

Momen yang paling menarik perhatian adalah ketika Wapres turun langsung ke sawah dan mencoba mengoperasikan alat tanam padi modern atau rice transplanter. Dengan mengenakan kemeja lengan panjang berwarna abu-abu dan topi hitam, Gibran terlihat bersemangat mempelajari cara kerja teknologi pertanian tersebut dari petani setempat yang mendampinginya.

Teknologi Rice Transplanter: Alat Tanam Padi Modern yang Tingkatkan Efisiensi Petani

Rice transplanter atau mesin penanam padi merupakan teknologi pertanian modern yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi proses penanaman padi. Alat ini mampu menanam bibit padi dengan jarak dan kedalaman yang seragam, sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal dan merata.

Penggunaan rice transplanter dapat menghemat waktu dan tenaga kerja secara signifikan dibandingkan metode tanam manual. Dalam satu hari, alat ini mampu menanam padi di lahan seluas 3-4 hektar, jauh lebih efisien dibandingkan cara tradisional yang hanya mampu menggarap sekitar 0,2 hektar per hari dengan tenaga 20 orang.

"Alat modern seperti rice transplanter ini sangat membantu petani kita. Selain menghemat waktu dan tenaga, juga memberikan hasil tanam yang lebih baik dan seragam," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang mendampingi Wapres dalam kunjungan tersebut.

Tanggapan Kementerian Pertanian Terkait Penggunaan Alat Tanam Padi

Menanggapi viralnya video Wapres Gibran menggunakan rice transplanter, Kementerian Pertanian memberikan penjelasan mengenai cara kerja alat tersebut. Menurut Kementan, rice transplanter memang dirancang untuk bergerak maju saat menanam padi, berbeda dengan cara tanam manual yang biasanya dilakukan dengan bergerak mundur.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong modernisasi pertanian melalui bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani di berbagai daerah. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Bantuan Alsintan untuk Petani Ngawi: Komitmen Pemerintah Dukung Ketahanan Pangan

Selama kunjungan ke Ngawi, Wapres Gibran tidak hanya mencoba alat tanam padi, tetapi juga menyerahkan bantuan alsintan kepada petani setempat. Bantuan tersebut meliputi satu unit combine harvester (mesin pemanen padi) dan 13 unit traktor roda dua yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.

Dalam dialog dengan kelompok tani, Gibran menyampaikan apresiasi atas kerja keras Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, dan semua pihak yang telah memastikan kelancaran distribusi pupuk, pengairan, hingga peningkatan produksi panen. "Cadangan beras kita saat ini mencapai 3,9 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah. Ini kerja keras semua pihak, termasuk TNI dan Polri dalam memberantas mafia pupuk," kata Gibran.

Wapres juga menegaskan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan petani, seperti ketersediaan air, pupuk, dan benih berkualitas. Ia mengajak para petani untuk tidak ragu menyampaikan keluhan langsung kepada pemerintah daerah maupun pusat agar dapat segera ditindaklanjuti.

Reaksi Netizen Terhadap Teknik Penggunaan Rice Transplanter oleh Wapres Gibran

Video Wapres Gibran mengoperasikan rice transplanter yang diunggah melalui akun TikTok pribadinya langsung menuai beragam tanggapan dari netizen. Beberapa warganet mengkritisi teknik penggunaan alat tersebut, terutama karena Gibran terlihat bergerak maju sehingga diduga menginjak bibit padi yang baru ditanam.

Meski demikian, banyak juga yang memberikan apresiasi atas kehadiran langsung Wapres di tengah para petani. Mereka menilai bahwa kunjungan tersebut menunjukkan perhatian serius pemerintah terhadap sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.

Upaya Modernisasi Pertanian untuk Swasembada Pangan Nasional

Kunjungan Wapres Gibran ke Ngawi dan aksinya mencoba alat tanam padi modern menjadi simbol komitmen pemerintah dalam mendorong modernisasi pertanian. Penanaman padi di Ngawi sendiri dilakukan di hamparan lahan seluas 289 hektar yang merupakan bagian dari total luas baku sawah Kecamatan Geneng seluas 3.650 hektar. Target tanam untuk Mei 2025 mencapai 2.072 hektar, dengan produktivitas diperkirakan mencapai 8–8,5 ton gabah kering panen per hektar.

Bupati Ngawi Oni Anwar Harsono menyampaikan bahwa petani di daerahnya banyak menggunakan varietas padi Inpari 32 karena hasilnya maksimal saat musim kemarau, tahan hama, dan memiliki batang pendek yang kokoh sehingga tidak mudah rebah. "Inpari 32 ini varietas yang diminati di Kabupaten Ngawi. Hasilnya juga maksimal di kala musim kemarau, tahan hama karena dia pendek dan batangnya besar," ucapnya.

Menanggapi permintaan tambahan alsintan dari petani Ngawi, Wapres menyetujui penambahan dua unit combine harvester dan dua unit rotavator untuk mendukung peningkatan produksi pangan. Menteri Pertanian mengingatkan agar alat-alat tersebut dikelola dengan baik oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan disewakan dengan harga terjangkau namun tidak gratis agar ada dana untuk perawatan.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus memberikan dukungan nyata berupa penyaluran benih padi untuk 16.115 hektar serta berbagai bantuan alat mesin pertanian dan penguatan irigasi. Upaya modernisasi pertanian ini diharapkan dapat mendorong swasembada pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

Terlepas dari pro dan kontra terkait teknik penggunaan rice transplanter oleh Wapres Gibran, kunjungan kerja tersebut menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam mengimplementasikan visi penguatan ketahanan pangan nasional. Dengan dukungan teknologi modern dan bantuan alsintan, diharapkan produktivitas pertanian Indonesia dapat terus meningkat untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

Lebih baru Lebih lama