Kapolri Tegaskan Robot di HUT Bhayangkara 2025 Tak Gunakan Anggaran Negara

6tv.info - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa pengadaan robot-robot canggih yang ditampilkan pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Bhayangkara 2025 tidak menguras anggaran negara.

Penegasan ini ia sampaikan secara langsung usai menghadiri kegiatan Bhayangkara Run di GOR Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Minggu, 6 Juli 2025. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut pengadaan robot-robot remote control tersebut hanyalah uji coba dan tidak menggunakan biaya dari negara.

Foto Robot Polri yang Menggunakan Remot untuk menggerakannya

Pernyataan ini muncul setelah publik mempertanyakan soal efisiensi penggunaan anggaran dan transparansi belanja negara, terutama dalam proyek-proyek teknologi tinggi yang melibatkan institusi negara.

"Ya anggarannya enggak pakai anggaran, orang (robot itu) uji coba," ujar Jenderal Sigit dengan santai, menepis kekhawatiran masyarakat akan potensi pemborosan dana publik.

Perayaan HUT Bhayangkara tahun ini memang tampil lebih futuristik dengan memamerkan sejumlah robot remote control dan teknologi keamanan mutakhir. Namun, menurut Kapolri, semua robot itu dibuat sebagai bagian dari eksperimen teknologi yang dilakukan oleh pihak internal, tanpa pembiayaan dari APBN.

Teknologi Canggih di Balik Parade HUT Bhayangkara


HUT Bhayangkara ke-79 menjadi sorotan bukan hanya karena perayaannya yang meriah, tetapi juga karena keterlibatan sejumlah teknologi canggih seperti robot remote control. Robot-robot ini diperlihatkan dalam parade sebagai simbol kesiapan Polri dalam mengadopsi teknologi modern untuk mendukung tugas keamanan dan ketertiban masyarakat.

Namun siapa sangka, kemunculan para robot itu ternyata bukan hasil pengadaan resmi. Mereka merupakan hasil uji coba yang sedang dikembangkan oleh tim internal dan mitra inovasi teknologi yang bekerja sama dengan Polri.

“Ini semua bagian dari eksplorasi. Kita uji teknologi yang bisa bantu tugas lapangan, seperti pengendalian massa atau patroli jarak jauh,” tambah Jenderal Sigit dalam wawancara terpisah.

Dengan kata lain, teknologi tersebut bisa dibilang masih dalam tahap “prototipe” dan belum menjadi alat operasional resmi. Tujuannya lebih ke arah penelitian dan pengembangan untuk masa depan.

Transparansi Anggaran: Respons Polri yang Proaktif


Dalam beberapa tahun terakhir, transparansi anggaran publik menjadi isu yang sangat diperhatikan masyarakat. Pengadaan alat-alat mahal seperti drone, body cam, hingga robot kerap menuai kritik bila tidak disertai keterbukaan informasi anggaran.

Namun dalam kasus ini, Kapolri secara terbuka mengklarifikasi bahwa tidak ada dana negara yang digelontorkan untuk robot-robot tersebut, yang berarti Polri menunjukkan sikap proaktif dalam menjaga kepercayaan publik.


“Kami ingin tunjukkan bahwa inovasi bisa dilakukan tanpa harus membebani anggaran negara,” jelas Sigit. (Jenderal Listyo Sigit Prabowo – Kapolri).


Pernyataan ini menjadi penting karena masyarakat kerap skeptis terhadap proyek teknologi yang dianggap terlalu mewah untuk kebutuhan kepolisian.

Sinergi Riset dan Keamanan Nasional


Kehadiran robot di HUT Bhayangkara juga menandakan mulai terjalinnya kolaborasi antara Polri dan lembaga riset atau institusi pendidikan tinggi. Beberapa sumber menyebut bahwa proyek pengembangan robot tersebut turut melibatkan mahasiswa teknik dari universitas-universitas di Indonesia, meski belum diumumkan secara resmi.

Pengembangan ini dilihat sebagai langkah awal untuk menjembatani teknologi dan keamanan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan masa depan seperti kejahatan siber, kerusuhan massa, hingga bencana alam.

“Teknologi bisa bantu kita bertindak cepat, lebih aman, dan lebih efisien,” ujar seorang staf teknis dari tim pengembangan robot.

Langkah ini mendapat apresiasi dari pengamat keamanan dan teknologi, yang menilai bahwa selama prosesnya dilakukan secara transparan dan akuntabel, maka inovasi teknologi harus didorong.

Antara Gimmick dan Masa Depan Polri Digital


Meskipun demikian, tidak sedikit pula yang menilai bahwa kemunculan robot di acara besar seperti HUT Bhayangkara lebih ke arah simbolik atau bahkan dianggap sekadar gimmick. Namun terlepas dari persepsi itu, publik tetap harus melihatnya sebagai bentuk awal dari transformasi digital Polri.

Dalam era modern seperti sekarang, institusi seperti Polri memang dituntut untuk beradaptasi dengan teknologi. Tidak hanya untuk keperluan operasional, tetapi juga untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan profesionalisme.

Jenderal Sigit sendiri sejak awal masa jabatannya telah mendorong Polri menuju digitalisasi melalui program "Polri Presisi". Maka tak heran jika eksperimen seperti pengujian robot remote control ini terus dilakukan secara bertahap.

Kesimpulan: Awal dari Inovasi Tanpa Beban Negara


Keputusan Kapolri untuk menguji teknologi robotik tanpa menggunakan anggaran negara menjadi pesan kuat bahwa inovasi tak selalu identik dengan pengeluaran besar. Justru langkah ini bisa menjadi contoh bagi lembaga lain bahwa kolaborasi dan riset mandiri dapat membuka jalan menuju transformasi modern yang lebih hemat dan efisien.

Dengan mengedepankan prinsip transparansi dan uji coba teknologi, Polri menunjukkan keseriusannya dalam membangun institusi yang adaptif terhadap kemajuan zaman. Harapan publik kini adalah agar pengembangan teknologi semacam ini tetap diarahkan untuk kepentingan pelayanan masyarakat, bukan sekadar pertunjukan.
Lebih baru Lebih lama