Robert Kiyosaki Ungkap Dua Hukum Uang yang Dilanggar Orang Miskin, Apa Saja?

Foto Robert Kiyosaki

6tv.info - Penulis buku terkenal 'Rich Dad Poor Dad' Robert Kiyosaki baru-baru ini mengungkapkan pandangan kontroversialnya tentang penyebab kemiskinan. Menurut Kiyosaki, orang-orang yang terjebak dalam kemiskinan sebagian besar disebabkan karena mereka telah melanggar dua hukum uang yang sangat fundamental dalam dunia keuangan.

"Apakah anda melanggar hukum? Kebanyakan orang miskin adalah orang miskin.... karena mereka melanggar 2 hukum uang yang paling penting," tulis Kiyosaki dalam sebuah postingan di media sosialnya pada Kamis (29/5). Pernyataan ini langsung menarik perhatian banyak pihak, terutama para pengikut setia ajaran keuangannya.

Dalam postingannya, Kiyosaki memaparkan bahwa dua hukum tersebut adalah hukum Gresham dan hukum Metcalfs. Hukum Gresham berkaitan dengan fenomena ketika uang yang buruk masuk ke dalam sebuah sistem, maka uang yang baik akan bersembunyi. Sementara hukum Metcalfs berhubungan dengan nilai sebuah jaringan yang meningkat secara eksponensial seiring dengan pertumbuhan jumlah penggunanya.

Robert Kiyosaki dikenal luas sebagai penulis buku 'Rich Dad Poor Dad' yang telah terjual lebih dari 40 juta kopi di seluruh dunia dan diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa. Bukunya yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1997 itu telah menjadi panduan keuangan bagi banyak orang dan mengubah cara pandang mereka tentang uang, investasi, dan kekayaan.

Memahami kedua hukum uang yang diungkapkan Kiyosaki ini menjadi sangat penting dalam konteks keuangan personal, terutama di era ekonomi yang penuh ketidakpastian seperti sekarang. Banyak orang yang tanpa sadar melanggar prinsip-prinsip dasar ini dan akhirnya terjebak dalam siklus kemiskinan yang sulit diputus.

Hukum Gresham: Ketika Uang Buruk Mengusir Uang Baik

Hukum Gresham, yang dinamai sesuai nama ekonom Inggris Sir Thomas Gresham (1519-1579), pada dasarnya menyatakan bahwa "uang buruk mengusir uang baik." Dalam konteks modern, Kiyosaki menginterpretasikan hukum ini dengan melihat bagaimana mata uang fiat (seperti dolar AS) yang terus terdevaluasi karena inflasi menjadi "uang buruk", sementara aset seperti emas, perak, dan Bitcoin dianggap sebagai "uang baik" yang memiliki nilai intrinsik atau terbatas jumlahnya.

"Dalam buku Rich Dad Poor Dad.... saya menyatakan 'Penabung adalah pecundang.' Di tahun 2025, orang miskin akan bekerja dan menabung uang palsu dan tidak menabung uang asli.... emas, perak, Bitcoin," tulis Kiyosaki.

Pernyataan kontroversial "Penabung adalah pecundang" ini sebenarnya merujuk pada kebiasaan menabung mata uang fiat yang terus kehilangan daya belinya akibat inflasi. Menurut Kiyosaki, orang-orang yang hanya menabung dolar atau mata uang fiat lainnya tanpa berinvestasi pada aset yang nilainya cenderung naik seiring waktu, pada akhirnya akan kehilangan kekayaan riil mereka.

Dalam pandangan Kiyosaki, ketika bank sentral terus mencetak uang (seperti yang terjadi selama pandemi COVID-19), nilai mata uang fiat akan terus menurun. Inilah mengapa ia menyebut dolar AS sebagai "uang palsu" dan mendorong orang untuk beralih ke "uang asli" seperti emas, perak, dan Bitcoin yang jumlahnya terbatas dan tidak bisa "dicetak" begitu saja.

Hukum Metcalfs: Kekuatan Jaringan dalam Kekayaan

Hukum Metcalfs, yang dikemukakan oleh Robert Metcalfe, salah satu penemu Ethernet, menyatakan bahwa nilai sebuah jaringan sebanding dengan kuadrat dari jumlah penggunanya. Semakin banyak pengguna dalam sebuah jaringan, semakin berharga jaringan tersebut. Kiyosaki mengaplikasikan prinsip ini dalam konteks bisnis dan investasi.

"Hukum Metcalfs adalah hukum jaringan. Seperti misalnya McDonald's yang merupakan jaringan kerja waralaba. Burger Mom Pop tidak. Itu sebabnya mereka miskin," jelas Kiyosaki. Dengan contoh ini, ia menunjukkan bagaimana bisnis yang memiliki jaringan luas seperti McDonald's memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan bisnis burger lokal yang tidak memiliki jaringan.

Kiyosaki juga memberikan contoh lain untuk memperjelas konsep ini: "FEDEX adalah sebuah jaringan. Pengiriman paket Joes 1 truk bukan." Sekali lagi, ia menunjukkan bagaimana perusahaan dengan jaringan luas seperti FedEx memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan bisnis pengiriman lokal yang hanya memiliki satu truk.

Dalam dunia investasi, Kiyosaki menggunakan hukum Metcalfs ini untuk menjelaskan mengapa ia memilih berinvestasi pada Bitcoin dibandingkan cryptocurrency lainnya. "Dalam hal investasi, saya memilih untuk berinvestasi hanya pada Bitcoin karena dianggap sebuah jaringan. Sementara sebagian besar kripto tidak," tulisnya. Bitcoin, dengan jumlah pengguna terbanyak dan jaringan terluas di antara cryptocurrency, memiliki nilai yang lebih tinggi sesuai dengan hukum Metcalfs.

Bitcoin sebagai Penerapan Kedua Hukum Uang

Bitcoin menjadi contoh menarik bagaimana kedua hukum uang yang dibahas Kiyosaki dapat diterapkan dalam satu aset. Dari perspektif hukum Gresham, Bitcoin dianggap sebagai "uang baik" karena jumlahnya yang terbatas (hanya akan ada 21 juta Bitcoin yang pernah ada) dan tidak bisa didevaluasi oleh otoritas pusat seperti bank sentral.

Sementara dari perspektif hukum Metcalfs, nilai Bitcoin terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penggunanya di seluruh dunia. Semakin banyak orang yang menggunakan dan menerima Bitcoin, semakin berharga jaringannya. Inilah mengapa Kiyosaki melihat Bitcoin sebagai investasi yang mematuhi kedua hukum uang yang ia anggap penting.

"Saya tidak berinvestasi dalam koin-koin sampah tanpa jaringan, karena mereka melanggar Hukum METCALFS. Itulah mengapa saya menyimpan emas, perak, dan memperoleh Bitcoin. Mereka mematuhi hukum," tegas Kiyosaki. Pernyataan ini menunjukkan bagaimana ia secara konsisten menerapkan kedua hukum uang dalam strategi investasinya.

Strategi Investasi Robert Kiyosaki Berdasarkan Dua Hukum Uang

Berdasarkan pemahaman tentang hukum Gresham dan Metcalfs, Kiyosaki telah mengembangkan strategi investasi yang cukup jelas. Ia memilih untuk berinvestasi pada aset-aset yang mematuhi kedua hukum tersebut, yaitu emas, perak, dan Bitcoin. Ketiga aset ini dianggap sebagai "uang baik" menurut hukum Gresham dan memiliki jaringan pengguna yang luas sesuai dengan hukum Metcalfs.

Di sisi lain, Kiyosaki secara tegas menghindari investasi pada aset-aset yang melanggar kedua hukum tersebut. "Saya tidak menabung dolar Amerika Serikat karena dolar AS melanggar hukum Gresham," tulisnya. Ia juga menambahkan, "Saya tidak berinvestasi dalam koin-koin sampah tanpa jaringan, karena mereka melanggar Hukum METCALFS." Dengan demikian, ia menghindari mata uang fiat dan cryptocurrency yang tidak memiliki jaringan pengguna yang luas.

Kiyosaki juga mengutip kata-kata bijak dari Michael Saylor, pendiri MicroStrategy yang dikenal sebagai salah satu investor institusional terbesar di Bitcoin. "Kata-kata bijak orang kaya dari Michael Saylor adalah: 'Hanya berinvestasi pada hal-hal.... yang akan dibeli oleh orang kaya dari Anda,'" tulis Kiyosaki. Prinsip ini sejalan dengan hukum Metcalfs, di mana nilai sebuah aset akan meningkat jika semakin banyak orang (terutama orang kaya) yang menginginkannya.

"Jika Anda ingin menjadi kaya.... taati HUKUM," tegas Kiyosaki. Pernyataan sederhana namun kuat ini menjadi inti dari pesannya. Menurut Kiyosaki, untuk mencapai kekayaan, seseorang harus memahami dan mematuhi hukum-hukum dasar yang mengatur uang dan kekayaan, termasuk hukum Gresham dan Metcalfs.

Implikasi Dua Hukum Uang bagi Investor Pemula

Bagi investor pemula, memahami dan menerapkan hukum Gresham dalam keuangan personal bisa dimulai dengan mengalokasikan sebagian dana untuk aset yang dianggap sebagai "uang baik" seperti emas, perak, atau Bitcoin. Meskipun tetap perlu menyimpan mata uang fiat untuk kebutuhan sehari-hari dan dana darurat, mengalokasikan sebagian kekayaan pada aset yang nilainya cenderung bertahan atau meningkat seiring waktu bisa menjadi strategi untuk melindungi diri dari inflasi.

Sementara itu, penerapan hukum Metcalfs dalam memilih investasi bisa dilakukan dengan mempertimbangkan seberapa luas dan kuat jaringan dari aset atau bisnis yang akan diinvestasikan. Misalnya, dalam memilih saham, investor pemula bisa mempertimbangkan perusahaan dengan pangsa pasar yang luas dan basis pelanggan yang besar. Dalam memilih cryptocurrency, mereka bisa mempertimbangkan koin dengan komunitas pengguna yang aktif dan berkembang.

Mengabaikan kedua hukum ini, menurut pandangan Kiyosaki, bisa berisiko membuat seseorang terjebak dalam kemiskinan. Menabung mata uang fiat tanpa berinvestasi pada "uang baik" bisa mengakibatkan erosi kekayaan akibat inflasi. Sementara berinvestasi pada aset atau bisnis tanpa jaringan yang kuat bisa mengakibatkan rendahnya nilai dan likuiditas investasi tersebut.

Pentingnya Edukasi Keuangan untuk Menghindari Kemiskinan

Pernyataan Kiyosaki tentang dua hukum uang yang dilanggar oleh orang miskin menekankan pentingnya edukasi keuangan dalam menghindari jebakan kemiskinan. Memahami prinsip-prinsip dasar seperti hukum Gresham dan Metcalfs bisa membantu seseorang membuat keputusan keuangan yang lebih baik dan membangun kekayaan dalam jangka panjang.

Dalam pandangan Kiyosaki, kemiskinan bukanlah semata-mata masalah pendapatan, melainkan juga masalah pengetahuan. Orang-orang dengan pendapatan tinggi pun bisa terjebak dalam kemiskinan jika mereka tidak memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar keuangan. Sebaliknya, orang-orang dengan pendapatan moderat bisa membangun kekayaan jika mereka memahami dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut dengan konsisten.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan perubahan paradigma keuangan yang dipercepat oleh teknologi, memahami dan menerapkan kedua hukum uang yang diungkapkan Kiyosaki menjadi semakin relevan. Dengan mematuhi hukum Gresham dan Metcalfs, seseorang bisa lebih siap menghadapi tantangan keuangan di masa depan dan menghindari jebakan kemiskinan yang sering kali tidak disadari.

أحدث أقدم