Huawei vs Alibaba: Konflik Dominasi AI di China Semakin Seru
6tv.info — China tengah menyaksikan “perang internal AI” yang semakin panas. Dua raksasa teknologi, Huawei dan Alibaba, terlibat konflik serius terkait dugaan penjiplakan model AI. Huawei dituduh mengambil model Qwen 2.5 14B buatan Alibaba untuk membuat Pangu Pro Moe, berdasarkan makalah yang diunggah oleh entitas anonim HonestAGI di GitHub.
Menurut laporan tersebut, model Huawei bukan hasil pelatihan mandiri, melainkan "upcycled" dari model Alibaba. Dugaan ini menimbulkan kekhawatiran tentang keaslian riset dan etika pengembangan AI domestik. Namun, Huawei melalui Noah Ark Lab secara tegas membantah tuduhan tersebut.
Tuduhan dari HonestAGI: Penjiplakan atau Reuse?
Pada 4 Juli 2025, HonestAGI merilis makalah di GitHub mengklaim ada korelasi sangat tinggi antara parameter Pangu Pro Moe dan Qwen 2.5 14B, menyebut bisa jadi "upcycling", bukan pelatihan dari nol.
Makalah ini bahkan menyebut adanya kesamaan "fingerprint" pada distribusi attention layer, dengan nilai korelasi mencapai 0.927.
Pangu Pro Moe, Model Flagship Huawei
Pangu Pro Moe adalah model Mixture of Experts (MoE) berparameter besar, dilatih menggunakan chip Huawei sendiri, Ascend, dan dirilis secara open-source di GitCode pada 30 Juni 2025.
Huawei Bantah, Klaim Pengembangan Mandiri
Noah Ark Lab merespons tuduhan ini pada 5–7 Juli 2025, menyatakan bahwa:
- Pangu Pro Moe dikembangkan dan dilatih secara independen, tanpa pelatihan lanjutan dari model lain.
- Model ini dibuat secara asli di atas chip Ascend, dengan arsitektur dan inovasi teknis sendiri.
- Hanya ada referensi dan penggunaan terbatas dari proyek open-source dengan lisensi formal, bukan salinan model.
Reaksi Komunitas AI dan Isu Ekosistem
Pecahnya “Kesatuan AI China”
Analisis dari sejumlah media mencatat bahwa konflik ini meruntuhkan citra persatuan teknologi AI China yang selama ini solid melawan dominasi AS. Skema persaingan terbuka seperti ini bisa merusak kepercayaan global terhadap inovasi domestik.
Seruan untuk Audit dan Kepatuhan Lisensi
Sejumlah akademisi dan komunitas AI menyoroti pentingnya audit independen dan kepatuhan lisensi open-source. Beberapa menyebut teknik fingerprint perlu diuji ulang karena rentan menghasilkan false positives.
Apa Dampaknya untuk Huawei & Alibaba?
- Reputasi Huawei: Jika tuduhan terbukti, Huawei berisiko kehilangan kredibilitas dalam komunitas riset dan investor AI global.
- Posisi Alibaba: Kekalahan Huawei bisa memperkuat posisi Qwen sebagai model LLM paling terpercaya di sektor open-source.
- Tekanan Regulasi: Konflik ini bisa memicu tindakan regulator China untuk memperketat standar pelaporan dan etik pengembangan AI.
Pandangan Ahli dan Pengamat
“Tekanan dari pemerintah untuk mandiri memacu kompetisi ekstrim antar perusahaan,” kata analis teknologi di Beijing.
Sanchit Vir Gogia dari Greyhound Research berpandangan bahwa persaingan ini menandai pergeseran dari kolaborasi menuju kompetisi pasar yang agresif.
Kesimpulan
Tuduhan plagiarisme yang dilayangkan HonestAGI memberi peringatan penting: persaingan AI, bahkan di dalam satu negara, bisa menjadi amat kompleks dan berdampak luas. Karena model AI besar seperti ini menjadi kebanggaan nasional sekaligus komoditas geopolitik, maka etika, transparansi, dan kredibilitas riset menjadi sangat krusial.
Sampai bukti lebih lanjut atau audit independen muncul, perdebatan ini akan terus mempengaruhi arah inovasi teknologi China — apakah akan tetap sehat dan kolaboratif, atau malah terjebak kompetisi destruktif. Huawei dan Alibaba kini dituntut untuk membuktikan bahwa kemajuan teknologi mereka benar-benar berbasis inovasi asli, bukan sekadar pengembangan ulang.